Katamu aku seorang pejuang,
yang selalu gagah berani…
Kata-mu aku seorang pemenang,
yang berani menghadapi ketakutan…
Tapi mengapa saat semua sirna,
aku tetap menangis?
Tetapi mengapa saat penyadaran datang,
aku tetap menertawakan diri
Dan merasa bodoh?
Belum beranjak dari kedewasaan,
bukan berarti aku kalah kan?
Belum beranjak dari kesakitan,
bukan berarti aku menyerah kan?
Akan kusematkan tanda cinta dari Allah di dada-ku
Akan ku pajangkan tanda keberanian-ku di rambut-ku
Agar harum-ku akan sampai ke jiwa-mu…
Agar cantik-ku akan sampai ke bilik-mu…
Dan kau tahu?
Mahkota itu sudah ku dapatkan
Dan sudah ditahtakan di jiwa-ku…
LW, Tegaljaya 26 February 2011
Disaat hening malam
Tak jua menuntunku ke Sorga
yang selalu gagah berani…
Kata-mu aku seorang pemenang,
yang berani menghadapi ketakutan…
Tapi mengapa saat semua sirna,
aku tetap menangis?
Tetapi mengapa saat penyadaran datang,
aku tetap menertawakan diri
Dan merasa bodoh?
Belum beranjak dari kedewasaan,
bukan berarti aku kalah kan?
Belum beranjak dari kesakitan,
bukan berarti aku menyerah kan?
Akan kusematkan tanda cinta dari Allah di dada-ku
Akan ku pajangkan tanda keberanian-ku di rambut-ku
Agar harum-ku akan sampai ke jiwa-mu…
Agar cantik-ku akan sampai ke bilik-mu…
Dan kau tahu?
Mahkota itu sudah ku dapatkan
Dan sudah ditahtakan di jiwa-ku…
LW, Tegaljaya 26 February 2011
Disaat hening malam
Tak jua menuntunku ke Sorga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar